Perwakilan dagang baru saja membuat pengakuan mengejutkan yang jarang diprediksi banyak orang: strategi tarif agresif yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir tidak memberikan hasil yang dijanjikan. Alih-alih memaksa konsesi, pendekatan tekanan maksimum justru menjadi bumerang—meningkatkan biaya domestik, menciptakan ketidakpastian yang melumpuhkan bagi bisnis Amerika, dan menyebabkan perusahaan menunda rencana investasi penting.

Yang membuat pengakuan ini semakin mencolok adalah besarnya kesalahan perhitungan. Kebijakan utama yang seharusnya mendefinisikan ulang hubungan ekonomi internasional? Sekarang menguap. Bisnis-bisnis yang menunda ekspansi, menunggu kejelasan yang tak pernah datang. Rantai pasok yang terganggu tanpa alternatif yang siap digunakan. Kenaikan harga yang langsung dibebankan kepada konsumen.

Dampak berantai meluas jauh melampaui angka perdagangan bilateral. Ketika ekonomi besar terlibat dalam kebuntuan berkepanjangan, arus modal bergeser, selera risiko berubah, dan investor—termasuk mereka yang di aset digital—menyesuaikan kembali strategi mereka. Investasi yang ditunda tidak sekadar menghentikan pertumbuhan; mereka menciptakan kekosongan yang dengan antusias diisi oleh para pesaing.

Kini para arsitek strategi ini diam-diam mengakui apa yang sudah diamati pelaku pasar secara langsung: leverage tanpa strategi berubah menjadi liabilitas. Pertanyaannya bukan lagi apakah pendekatan ini gagal—itu kini sudah tercatat. Pertanyaan sebenarnya adalah apa yang akan terjadi selanjutnya, dan seberapa cepat kepercayaan bisa dibangun kembali di lingkungan di mana prediktabilitas kebijakan kini menjadi kemewahan, bukan lagi harapan dasar.