Persaingan talenta AI semakin brutal, dan satu raksasa teknologi sedang mengalami kerugian besar.



Sebuah produsen smartphone ternama kini berada dalam posisi yang canggung—menyaksikan para insinyur AI-nya berkemas pindah ke perusahaan pesaing. Eksodus ini? Benar-benar besar-besaran. Beberapa talenta senior telah hengkang ke perusahaan media sosial raksasa, yang lain menuju laboratorium AI terkemuka, bahkan ada juga yang memilih perusahaan riset yang berfokus pada keamanan AI.

Sementara itu, CEO perusahaan ini terus meluncurkan... yah, bisa dibilang, langkah-langkah PR yang cukup menarik.

Kontrasnya sangat mencolok: saat para pesaing membangun model AI mutakhir dan merekrut talenta terbaik, perusahaan ini justru tampak lebih sibuk meredam kerusakan daripada berinovasi. Contoh klasik tertinggal dalam persaingan sambil berusaha menjaga citra.

Di dunia teknologi, talenta mengikuti visi. Dan saat ini? Visi tersebut tampaknya ada di tempat lain.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • 7
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
LiquidityNinjavip
· 2jam yang lalu
Sejujurnya, perekrutan besar-besaran di perusahaan besar ini benar-benar hukum rimba yang telanjang, siapa yang punya visi jelas dialah yang menang. Produsen ponsel kali ini memang gagal total, cuma PR buat menenangkan situasi nggak ada gunanya, para insinyurnya sudah pada kabur. Lagi-lagi ada seorang pengejar mimpi yang tertinggal, rasanya agak sedih melihatnya. Talenta itu seperti likuiditas, mengalir ke tempat yang lebih tinggi, bagaimana perusahaan ini masih berharap bisa mempertahankan hati orang-orangnya? PR show dari CEO benar-benar nggak saya mengerti, langkah seperti ini mending langsung ngaku kalah dan mulai dari awal. Perusahaan besar pun bisa gagal, tapi kali ini memang agak parah. Inilah akibatnya kalau nggak punya cerita bagus untuk diceritakan, insinyur pasti memilih tempat yang punya masa depan.
Lihat AsliBalas0
MeaninglessApevip
· 21jam yang lalu
Ngomong-ngomong, produsen ponsel ini benar-benar cari masalah sendiri, para eksekutifnya masih saja mengarang cerita sementara semua talenta sudah pada kabur.
Lihat AsliBalas0
MetaverseMigrantvip
· 21jam yang lalu
Sederhananya, kalau perusahaan besar tidak punya visi, karyawannya akan pergi, itu sangat normal.
Lihat AsliBalas0
ForkInTheRoadvip
· 21jam yang lalu
Sejujurnya, ini berarti memang tidak punya visi yang nyata. Karyawan juga tidak bodoh, mereka bisa melihat apakah perusahaan benar-benar mengerjakan AI atau hanya pandai menerbitkan siaran pers saja?
Lihat AsliBalas0
SerNgmivip
· 21jam yang lalu
Aduh, itu lagi-lagi cuma aksi PR, cuma bisa pencitraan... Talenta inti sudah pada cabut tapi masih pura-pura nggak ada apa-apa.
Lihat AsliBalas0
BugBountyHuntervip
· 21jam yang lalu
Sederhananya, itu berarti tidak ada visi. Sekuat apa pun teknologinya, tetap tidak bisa mempertahankan hati orang-orang.
Lihat AsliBalas0
MevHuntervip
· 21jam yang lalu
Nggak bohong, ini memang penyakit khas perusahaan besar: punya uang tapi nggak punya visi, ya jelas talenta pada cabut.
Lihat AsliBalas0
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)