Masalahnya kita para "retail" ini semua tipe "semua teori gue paham"—analisa di mulut kayak pakar, tapi giliran eksekusi ya tetap aja rugi 🤣.
Kayak gue sendiri, kemarin-kemarin jelas-jelas tahu risikonya di mana, tapi tetap aja nekat masuk dengan harapan keberuntungan. Yang paling lucu, dua hari lalu kumpul sama beberapa temen, satu-satu pada sumpah, "seumur hidup nggak bakal main kontrak lagi." Eh ngobrol lebih dalam, buset dah, ternyata baru aja semuanya kena likuidasi 😂.
Emang bener, yang namanya sejenis pasti ngumpul bareng. Kadang mikir juga, di dunia ini yang paling nggak pernah habis itu ya "lain kali pasti", sama "sekali ini aja", mental penjudi yang nggak bisa disembuhin.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DancingCandles
· 12-06 12:17
Haha, terlalu jujur, kita semua memang seperti ini, mulut keras tapi tangan lemah.
"Next time pasti" itu benar-benar penyakit kronis, sama sekali tidak bisa disembuhkan.
Saat terlikuidasi baru sadar apa arti dari "semua teori gue ngerti".
Baiklah, lanjut tunggu peluang rebound berikutnya, siapa suruh kita nggak bisa diam.
Lingkaran ini memang begitu, saling meremehkan tapi juga saling menghibur.
Kontrak itu, apa bisa berhenti hanya karena bilang berhenti? Dipikir-pikir saja sudah terasa seperti mimpi.
Lihat AsliBalas0
Fren_Not_Food
· 12-06 12:16
Hahaha, saya benar-benar tidak tahan dengan kelompok orang ini, mulut bilang tidak akan likuidasi tapi kenyataannya semuanya sudah dilikuidasi.
Serius, berhenti trading kontrak itu lebih susah daripada berhenti merokok, "nanti pasti terakhir" itu adalah kebohongan terbesar.
Saya juga sama, setiap kali bilang ini yang terakhir, tapi akhirnya masuk lagi...
Lihat AsliBalas0
SmartContractPlumber
· 12-06 12:16
Sejujurnya, ini memang karena penilaian risiko yang tidak dilakukan dengan baik. Menurut saya, daripada terus memikirkan masalah mental, lebih baik periksa dulu apakah kontrol izin pada kontrak-kontrak itu benar-benar ketat—99% kasus likuidasi di baliknya pasti karena celah pada kode.
Lihat AsliBalas0
GweiTooHigh
· 12-06 12:16
Bro, omongan lo emang jleb banget, emang kita semua begini sih haha
Hahaha ngakak, ini bener-bener ngomong dari hati.
Masalahnya kita para "retail" ini semua tipe "semua teori gue paham"—analisa di mulut kayak pakar, tapi giliran eksekusi ya tetap aja rugi 🤣.
Kayak gue sendiri, kemarin-kemarin jelas-jelas tahu risikonya di mana, tapi tetap aja nekat masuk dengan harapan keberuntungan. Yang paling lucu, dua hari lalu kumpul sama beberapa temen, satu-satu pada sumpah, "seumur hidup nggak bakal main kontrak lagi." Eh ngobrol lebih dalam, buset dah, ternyata baru aja semuanya kena likuidasi 😂.
Emang bener, yang namanya sejenis pasti ngumpul bareng. Kadang mikir juga, di dunia ini yang paling nggak pernah habis itu ya "lain kali pasti", sama "sekali ini aja", mental penjudi yang nggak bisa disembuhin.