Hari ini saya menerima sebuah buku, penulisnya adalah sosok influencer yang sudah lama saya ikuti.
Sejujurnya, saya cukup terkejut. Awalnya saya kira dia hanya akun yang suka posting, ternyata dia benar-benar bisa meluangkan waktu untuk menulis buku dan melakukan riset. Kontras seperti ini membuat saya tiba-tiba sadar, ternyata lingkup pengetahuan saya sendiri sangat sempit—setiap hari hanya fokus pada urusan sendiri, bahkan keluar melihat dunia saja terasa berat.
Baru Agustus lalu saya mengenal kakak ini, sekarang kalau dipikir-pikir saya cukup malu. Komunitas kripto itu penuh dengan orang-orang hebat, sementara saya masih berkutat di tempat yang sama. Ada yang sudah melakukan hal-hal lebih dalam, saya sendiri masih di permukaan.
Buku ini menjadi pengingat bagi saya: jangan terus hidup di dunia kecilmu sendiri.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SatoshiHeir
· 15jam yang lalu
Perlu dicatat, munculnya perbedaan persepsi ini pada dasarnya berasal dari cara kita memproses informasi on-chain yang terlalu terfragmentasi. Lihat saja, postingan big V ≠ sistem pemikiran, hal ini sudah dibahas sejak era whitepaper. Pekerjaan yang benar-benar mendalam sering tersembunyi di air yang tenang, sementara kita masih sibuk scrolling di feed.
---
Jadi ketawa, waktu aku baru kenal dia Agustus lalu sebenarnya sudah bisa melihat tanda-tandanya—mereka yang benar-benar berkarya, sudah tenggelam dalam buku dan kode. Komunitas kita ini, di permukaan tampak resah, di balik layar penuh talenta tersembunyi. Malu saja nggak cukup, harus bertindak.
---
Bisa duduk tenang menulis buku, itulah keberanian untuk membuktikan diri salah. Bandingkan dengan kita yang tiap hari ngobrol ngalor-ngidul di grup, berpikir mendalam saja malas. Buku ini bukan sekadar buku, tapi menembus batasan kognitif kita yang menyedihkan.
---
Berdasarkan argumen berikut: mereka yang bisa menerbitkan buku sudah membangun sistem pengetahuan sejak lama, sedangkan kita masih jalan di tempat. Komunitas crypto tidak pernah kekurangan orang jenius, yang kurang adalah keberanian untuk tetap tenang dan bekerja dalam kesunyian. Kontras ini agak menyakitkan.
---
Tidak diragukan lagi, peningkatan self-awareness kamu memang agak telat, tapi setidaknya sudah sadar. Jangan terus muter-muter di dunia kecilmu, sudah saatnya keluar dan lihat seperti apa orang-orang yang benar-benar berkarya.
Lihat AsliBalas0
not_your_keys
· 16jam yang lalu
Serius, perasaan seperti ini saya mengerti. Melihat orang-orang yang benar-benar serius membuat sesuatu, baru sadar diri sendiri tiap hari shitpost itu buat apa.
Lihat AsliBalas0
AirdropHunterZhang
· 16jam yang lalu
Bro, inilah perbedaan kita. Mereka sudah diam-diam menghasilkan banyak uang sambil melakukan riset, sedangkan kita masih sibuk cari bonus kecil dan main reinvest. Memang harus introspeksi nih.
Lihat AsliBalas0
BoredStaker
· 16jam yang lalu
Wah, perbedaan ini memang luar biasa, saya kira dia cuma mesin posting, ternyata orangnya sudah mendalam melakukan riset, sementara kita yang tiap hari spam layar benar-benar cuma buang-buang waktu.
Inilah yang menurut saya paling menyakitkan, dunia kripto memang tidak pernah kekurangan orang hebat tersembunyi, yang kurang itu adalah momen kesadaran diri seperti kita ini.
Serius, kadang lihat orang seperti ini memang bikin hati teriris, orang lain sedang menulis buku, kita malah sibuk lihat chart, perbedaannya memang mulai dari hal-hal kecil seperti ini.
Harus diakui, saya memang terlalu lama berada di zona nyaman, sudah saatnya keluar dan mencoba hal baru.
Orang-orang seperti ini selalu membuat saya menilai ulang apa yang sedang saya lakukan, kedalaman pemikiran memang sangat jauh berbeda.
Hari ini saya menerima sebuah buku, penulisnya adalah sosok influencer yang sudah lama saya ikuti.
Sejujurnya, saya cukup terkejut. Awalnya saya kira dia hanya akun yang suka posting, ternyata dia benar-benar bisa meluangkan waktu untuk menulis buku dan melakukan riset. Kontras seperti ini membuat saya tiba-tiba sadar, ternyata lingkup pengetahuan saya sendiri sangat sempit—setiap hari hanya fokus pada urusan sendiri, bahkan keluar melihat dunia saja terasa berat.
Baru Agustus lalu saya mengenal kakak ini, sekarang kalau dipikir-pikir saya cukup malu. Komunitas kripto itu penuh dengan orang-orang hebat, sementara saya masih berkutat di tempat yang sama. Ada yang sudah melakukan hal-hal lebih dalam, saya sendiri masih di permukaan.
Buku ini menjadi pengingat bagi saya: jangan terus hidup di dunia kecilmu sendiri.