Ketika kita membicarakan tantangan listrik di Afrika, kebanyakan orang langsung berpikir bahwa masalah utamanya adalah kurangnya pembangkit listrik atau infrastruktur jaringan. Memang, itu bagian dari ceritanya. Tapi yang sering terlewatkan adalah: masalah ini juga sangat berkaitan dengan siapa yang sebenarnya menggunakan listrik tersebut dan bagaimana cara mereka menggunakannya.
Sisi pasokan selalu mendapat perhatian—membangun lebih banyak kapasitas, memperbaiki jaringan, menarik investasi. Tapi sisi permintaan menceritakan kisah yang berbeda. Ada potensi industri besar yang belum dimanfaatkan, operasi penambangan yang bisa ditingkatkan skala produksinya, dan sektor teknologi baru yang membutuhkan pasokan listrik yang andal. Pertanyaannya bukan hanya "bisakah kita menghasilkan lebih banyak listrik?" Tapi juga "apakah kita menciptakan kondisi ekonomi yang membenarkan peningkatan produksi listrik itu?"
Coba pikirkan. Mengapa membangun jaringan listrik besar-besaran jika permintaannya belum ada? Dan mengapa permintaan akan muncul jika infrastrukturnya masih belum dapat diandalkan? Ini seperti situasi ayam dan telur yang sering tidak disadari oleh para pembuat kebijakan.
Bagi siapa pun yang memperhatikan sektor-sektor padat energi—terutama penambangan kripto dan infrastruktur blockchain—dinamika ini sangat penting. Afrika memiliki potensi energi terbarukan dan populasi muda yang haus akan peluang ekonomi. Namun, untuk membuka potensi itu diperlukan solusi pada kedua sisi persamaan secara bersamaan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SolidityStruggler
· 12-06 05:10
Gila, soal energi di Afrika ini memang benar-benar disalahartikan... Semua orang cuma fokus pada "bangun lebih banyak pembangkit listrik", padahal kalau nggak ada permintaan, bangun apa pun juga percuma.
Lihat AsliBalas0
ColdWalletGuardian
· 12-06 05:08
Masalah listrik di Afrika ini, pada dasarnya masih seperti situasi ayam dan telur—pembangunan infrastruktur tidak mengejar kebutuhan sehingga mangkrak, sementara kebutuhannya belum terpicu, jadi infrastrukturnya jadi sia-sia...
Peluang penambangan dan blockchain di Afrika memang ada, tinggal siapa yang bisa memecahkan kebuntuan ini duluan, padahal energi terbarukan di sana begitu melimpah malah jadi agak terasa mubazir.
Sudut pandang ini bagus, kebanyakan orang cuma tahu teriak kekurangan pembangkit listrik dan jaringan, nggak ada yang kepikiran gimana menggerakkan sisi permintaan, intinya kondisi ekonomi memang belum terbangun dengan baik.
Bagian kebijakan ini memang ribet, cuma fokus di sisi suplai, sisi permintaan sama sekali nggak kepikiran...
Anak muda di Afrika banyak banget, biaya energi juga rendah, kalau listriknya stabil, crypto dan blockchain bisa langsung meroket kan?
Lihat AsliBalas0
OnchainHolmes
· 12-06 05:07
Masalah ayam bertelur atau telur menetas ayam ini, lingkaran kebijakan di Afrika memang terus berputar-putar.
Lihat AsliBalas0
GamefiHarvester
· 12-06 05:03
Ayam bertelur, telur menetas jadi ayam, memang permainan di Afrika terjebak di sini... Sisi permintaan benar-benar telah diabaikan terlalu lama.
Lihat AsliBalas0
FUD_Whisperer
· 12-06 05:02
Masalah telur memang menjengkelkan, tapi potensi pertambangan di Afrika benar-benar diremehkan... Infrastruktur harus dimulai dulu atau permintaan dulu, dua-duanya sama-sama menjadi hambatan.
Ketika kita membicarakan tantangan listrik di Afrika, kebanyakan orang langsung berpikir bahwa masalah utamanya adalah kurangnya pembangkit listrik atau infrastruktur jaringan. Memang, itu bagian dari ceritanya. Tapi yang sering terlewatkan adalah: masalah ini juga sangat berkaitan dengan siapa yang sebenarnya menggunakan listrik tersebut dan bagaimana cara mereka menggunakannya.
Sisi pasokan selalu mendapat perhatian—membangun lebih banyak kapasitas, memperbaiki jaringan, menarik investasi. Tapi sisi permintaan menceritakan kisah yang berbeda. Ada potensi industri besar yang belum dimanfaatkan, operasi penambangan yang bisa ditingkatkan skala produksinya, dan sektor teknologi baru yang membutuhkan pasokan listrik yang andal. Pertanyaannya bukan hanya "bisakah kita menghasilkan lebih banyak listrik?" Tapi juga "apakah kita menciptakan kondisi ekonomi yang membenarkan peningkatan produksi listrik itu?"
Coba pikirkan. Mengapa membangun jaringan listrik besar-besaran jika permintaannya belum ada? Dan mengapa permintaan akan muncul jika infrastrukturnya masih belum dapat diandalkan? Ini seperti situasi ayam dan telur yang sering tidak disadari oleh para pembuat kebijakan.
Bagi siapa pun yang memperhatikan sektor-sektor padat energi—terutama penambangan kripto dan infrastruktur blockchain—dinamika ini sangat penting. Afrika memiliki potensi energi terbarukan dan populasi muda yang haus akan peluang ekonomi. Namun, untuk membuka potensi itu diperlukan solusi pada kedua sisi persamaan secara bersamaan.