Seorang pengembang properti besar yang didukung negara dilaporkan sedang berupaya menunda tenggat waktu pelunasan atas satu obligasi domestik lagi. Langkah ini menandakan semakin dalamnya tekanan arus kas yang dihadapi raksasa real estat yang sedang bermasalah tersebut.
Permintaan keringanan utang dari perusahaan ini menandai babak terbaru dalam krisis likuiditas yang telah menekan perusahaan selama berbulan-bulan. Pengamat industri melihat hal ini sebagai bukti lebih lanjut bahwa bahkan entitas yang memiliki hubungan dengan pemerintah pun tidak kebal terhadap tantangan yang lebih luas yang melanda sektor ini.
Pelaku pasar kini mengamati dengan cermat bagaimana situasi ini berkembang. Kesulitan pengembang tersebut dalam memenuhi kewajibannya menimbulkan pertanyaan tentang kesehatan para pemain serupa di sektor ini dan kemungkinan efek domino yang mungkin muncul di seluruh sistem keuangan.
Bagi investor yang melacak eksposur real estat dan risiko kredit, perkembangan ini menambah satu lagi data peringatan ke daftar yang semakin panjang. Pola penundaan pembayaran ini menunjukkan bahwa perusahaan sedang membeli waktu sambil membereskan masalah neraca keuangannya—sebuah strategi yang bisa memakan waktu cukup lama untuk diselesaikan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
18 Suka
Hadiah
18
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
screenshot_gains
· 10jam yang lalu
Datang lagi, latar belakang BUMN pun tidak tahan, kali ini benar-benar harus waspada.
Lihat AsliBalas0
SquidTeacher
· 12-05 20:49
Latar belakang BUMN pun tidak bisa menyelamatkan? Benar-benar sudah tidak tahan lagi
Penundaan pembayaran utang lagi, kali ini sepertinya sudah tidak bisa dimainkan lagi
Dengar-dengar bahkan pemerintah pun sudah tidak bisa melindungi, gelombang perusahaan properti ini benar-benar berbahaya
Terus-menerus menunda, cepat atau lambat pasti akan meledak
Kali ini bahkan BUMN pun mulai mengeluarkan surat utang kosong, pasar masih bisa percaya siapa?
Menunda lagi dan lagi? Waktunya menanggung akibatnya sudah dekat kan
Latar belakang pemerintah saja tidak kuat, bagaimana dengan perusahaan properti lainnya... saya rasa lebih baik kabur
Lihat AsliBalas0
MetaNomad
· 12-05 15:25
Datang lagi, latar belakang BUMN pun tidak tahan, kali ini obligasi harus diperpanjang lagi...
Lihat AsliBalas0
0xDreamChaser
· 12-05 15:19
Mulai lagi gali lubang tutup lubang, benar-benar jago main pola seperti ini
---
Latar belakang BUMN saja nggak kuat? Kita investor ritel makin susah dong
---
Tunggu, ini lagi ngomongin salah satu pengembang besar ya... Ditanya juga jawabnya nggak tahu
---
Krisis likuiditas datang satu per satu, rasanya sektor properti benar-benar akan berubah total
---
Ambil dari sini, tutup di sana, cepat atau lambat tetap harus bayar juga bro
---
Trik pembayaran tunda seperti ini... bakal seret seluruh sistem keuangan nggak ya? Serem juga
---
Sudah ada latar belakang pemerintah saja begini, yang nggak punya latar belakang gimana? Langsung bangkrut?
Lihat AsliBalas0
BlockchainGriller
· 12-05 15:16
Lagi-lagi ada pengembang besar yang mulai menunda pembayaran utang, kali ini bahkan berlatar belakang BUMN... agak sulit bertahan nih.
Lihat AsliBalas0
GasFeeTears
· 12-05 15:15
Mulai ditunda lagi, kali ini giliran siapa yang akan turun tangan?
Seorang pengembang properti besar yang didukung negara dilaporkan sedang berupaya menunda tenggat waktu pelunasan atas satu obligasi domestik lagi. Langkah ini menandakan semakin dalamnya tekanan arus kas yang dihadapi raksasa real estat yang sedang bermasalah tersebut.
Permintaan keringanan utang dari perusahaan ini menandai babak terbaru dalam krisis likuiditas yang telah menekan perusahaan selama berbulan-bulan. Pengamat industri melihat hal ini sebagai bukti lebih lanjut bahwa bahkan entitas yang memiliki hubungan dengan pemerintah pun tidak kebal terhadap tantangan yang lebih luas yang melanda sektor ini.
Pelaku pasar kini mengamati dengan cermat bagaimana situasi ini berkembang. Kesulitan pengembang tersebut dalam memenuhi kewajibannya menimbulkan pertanyaan tentang kesehatan para pemain serupa di sektor ini dan kemungkinan efek domino yang mungkin muncul di seluruh sistem keuangan.
Bagi investor yang melacak eksposur real estat dan risiko kredit, perkembangan ini menambah satu lagi data peringatan ke daftar yang semakin panjang. Pola penundaan pembayaran ini menunjukkan bahwa perusahaan sedang membeli waktu sambil membereskan masalah neraca keuangannya—sebuah strategi yang bisa memakan waktu cukup lama untuk diselesaikan.