Pasar tidak pernah menjadi kasino, ia hanya memperjelas setiap keputusanmu.
Bulan lalu saya menangani seorang trader yang hampir kolaps, saldonya hanya tersisa 4200U. Tidak saya sarankan untuk mundur, malah saya temani bertarung habis-habisan—lima minggu kemudian saldonya jadi 68.000U. Keberuntungan? Tidak ada. Semuanya mengandalkan tiga aturan mati yang menahan sisi manusiawi.
Yang paling sulit sebenarnya aturan ketiga: ikuti tren. Kedengarannya seperti omong kosong, kan? Tapi berapa banyak orang yang justru jatuh di sini. Memaksa beli saat harga turun, memaksa jual saat harga naik, merasa bisa menangkap titik balik. Hasilnya? Pasar mengajarkan arti hormat lewat margin call. Ke mana tren bergerak, ikuti saja. Jangan melawan tren, itu bukan pengecut, tapi pelajaran pertama supaya bisa bertahan.
Aturan kedua juga melawan naluri: jangan pernah tambah posisi pada order yang rugi, hanya tambah peluru pada order yang untung. Awalnya dia benar-benar tidak paham, selalu ngomel "turun, tambah posisi supaya rata-rata harga turun". Saya langsung bantah—itu namanya makin dalam terperosok. Kamu pikir sedang menyelamatkan posisi, padahal sebenarnya menimbun kerugian dengan uang baik. Biarkan profit menghasilkan profit, barulah modal bisa tumbuh dengan aman.
Aturan pertama terlihat paling sederhana: jangan all in. Sebelum pasar memberi sinyal jelas, masuk dengan posisi kecil dulu; tunggu tren terbentuk, baru bertahap tambah posisi. Tapi aturan inilah yang 90% orang tidak bisa patuhi. Terburu-buru, terlalu terburu-buru. Belum ada konfirmasi sudah all in, akhirnya malah mengubur diri sendiri.
Jujur saja, dia bisa bangkit bukan karena saya punya jurus rahasia, tapi karena kali ini dia akhirnya belajar "sabar" dan "menunggu".
Jangan lagi mengeluh modal kecil atau pasar sulit. Yang selama ini kurang bukanlah peluang, tapi cambuk untuk menahan tanganmu, serta daya eksekusi untuk bertahan sampai akhir.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
AirdropSkeptic
· 11jam yang lalu
Kata-katanya sangat menusuk, memang kebanyakan orang sama sekali tidak bisa mengendalikan tangan mereka sendiri.
Lihat AsliBalas0
PanicSeller
· 11jam yang lalu
Inilah perbedaan antara trader ritel dan para pemenang, pada dasarnya ini masalah mentalitas.
Lihat AsliBalas0
LazyDevMiner
· 11jam yang lalu
Bersabar dan menunggu, memang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Saya adalah tipe orang bodoh yang langsung all in tanpa konfirmasi, berkali-kali mengubur diri sendiri.
Lihat AsliBalas0
SmartContractPhobia
· 11jam yang lalu
4200 sampai 68.000, sebenarnya cuma karena nggak all in saja, haha
Lihat AsliBalas0
Rugpull幸存者
· 11jam yang lalu
68.000 U? Gila, kecepatan naiknya dobel begini... Sepertinya memang soal mentalitas dan disiplin.
Lihat AsliBalas0
LiquidationAlert
· 11jam yang lalu
Bersabar dan menunggu, memang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Betapa banyak orang yang gagal hanya karena dua hal ini.
Pasar tidak pernah menjadi kasino, ia hanya memperjelas setiap keputusanmu.
Bulan lalu saya menangani seorang trader yang hampir kolaps, saldonya hanya tersisa 4200U. Tidak saya sarankan untuk mundur, malah saya temani bertarung habis-habisan—lima minggu kemudian saldonya jadi 68.000U. Keberuntungan? Tidak ada. Semuanya mengandalkan tiga aturan mati yang menahan sisi manusiawi.
Yang paling sulit sebenarnya aturan ketiga: ikuti tren. Kedengarannya seperti omong kosong, kan? Tapi berapa banyak orang yang justru jatuh di sini. Memaksa beli saat harga turun, memaksa jual saat harga naik, merasa bisa menangkap titik balik. Hasilnya? Pasar mengajarkan arti hormat lewat margin call. Ke mana tren bergerak, ikuti saja. Jangan melawan tren, itu bukan pengecut, tapi pelajaran pertama supaya bisa bertahan.
Aturan kedua juga melawan naluri: jangan pernah tambah posisi pada order yang rugi, hanya tambah peluru pada order yang untung. Awalnya dia benar-benar tidak paham, selalu ngomel "turun, tambah posisi supaya rata-rata harga turun". Saya langsung bantah—itu namanya makin dalam terperosok. Kamu pikir sedang menyelamatkan posisi, padahal sebenarnya menimbun kerugian dengan uang baik. Biarkan profit menghasilkan profit, barulah modal bisa tumbuh dengan aman.
Aturan pertama terlihat paling sederhana: jangan all in. Sebelum pasar memberi sinyal jelas, masuk dengan posisi kecil dulu; tunggu tren terbentuk, baru bertahap tambah posisi. Tapi aturan inilah yang 90% orang tidak bisa patuhi. Terburu-buru, terlalu terburu-buru. Belum ada konfirmasi sudah all in, akhirnya malah mengubur diri sendiri.
Jujur saja, dia bisa bangkit bukan karena saya punya jurus rahasia, tapi karena kali ini dia akhirnya belajar "sabar" dan "menunggu".
Jangan lagi mengeluh modal kecil atau pasar sulit. Yang selama ini kurang bukanlah peluang, tapi cambuk untuk menahan tanganmu, serta daya eksekusi untuk bertahan sampai akhir.