#比特币对比代币化黄金 Belakangan ini, suasana di lingkaran pertemanan berubah—dulu orang-orang selalu pamer hasil cuan dari dunia kripto, sekarang mulai cari tahu cara beli emas batangan.

Bukan karena emas tiba-tiba jadi menarik, tapi karena semua orang sudah kapok diajarin sama pasar. Lihat saja dua tahun terakhir, berapa banyak orang yang naik turun di aset kripto: hari ini saldo dobel, besok langsung anjlok setengah, bahkan ada yang sampai platform-nya pun hilang. Sensasi seperti ini, nggak semua orang kuat mental.

Emas itu, sederhananya memang “si orang jujur”:

Bank sentral seluruh dunia menimbun emas, barang ini sudah ribuan tahun jadi mata uang keras. Nggak seperti beberapa koin, satu influencer besar nge-tweet saja bisa bikin harga langsung anjlok—aset yang cuma ditopang sentimen seperti ini, kalau jantung lemah benar-benar nggak berani pegang.

Jadi nol? Nggak ada ceritanya. Emas fisik, kalau di tangan ya tetap di tangan, ETF dan emas di bursa juga diawasi otoritas. Tapi lihat saja bursa-bursa kripto yang hilang, berapa banyak orang yang asetnya lenyap begitu saja? Risiko seperti ini, mikirnya saja sudah bikin takut.

Tetap ada fluktuasi, tapi masih bisa tidur nyenyak. Harga emas mengikuti inflasi dan situasi geopolitik, naik turunnya masih dalam batas wajar. Tapi aset digital bisa “sehari turun 80%”, investor biasa mana tahan?

Tentu saja, emas juga bukan brankas tanpa risiko:

Main leverage tetap bisa margin call, emas internasional risikonya nggak kalah dari futures; emas fisik juga harus mikirin tempat penyimpanan, dan kalau dolar AS menguat atau situasi stabil, harga emas bisa turun lagi.

Tapi yang penting—risiko-risiko ini bisa diperhitungkan, bisa dipersiapkan lebih awal. Nggak seperti beberapa koin, tidur bangun-bangun saldo hilang 90%, mau nangis pun nggak tahu ke mana.

Gelombang peralihan ini, intinya adalah kembalinya mindset investasi. Emas mungkin cuannya lambat, tapi setidaknya modal masih aman; $BTC $ETH dulu pernah bikin kaya banyak orang, tapi lebih banyak lagi yang akhirnya bayar mahal gara-gara volatilitas.

Makin kacau pasar, “aman” itu makin mahal harganya. Toh bisa tidur nyenyak jauh lebih penting daripada cuma angka di layar.