"Bro, gue habis, 360 ribu semua hilang."

Telepon musim dingin tahun lalu itu, suara sepupu gue gemetar parah. Waktu FTX kolaps, altcoin yang dia all-in anjlok 90% dalam tiga hari, saldo akunnya cuma sisa 4 ribu—buat beli tiket kereta pulang kampung aja hampir nggak cukup.

Waktu itu gue cuma bilang: yang mati di market itu yang nekat, yang bertahan itu yang penakut.

Nggak nyangka empat bulan kemudian, si penakut ini nunjukin saldo wallet-nya ke gue: 1,13 juta U. Pas banget buat DP rumah.

Dia nggak belajar prediksi pasar, tapi nulis kata "penakut" di setiap transaksinya. Beberapa aturan mati ini, seratus kali lebih berguna daripada mantengin grafik.

**Aturan pertama: Jangan taruh semua telur di satu keranjang**

Cara mati paling bodoh itu all-in.

Sekarang sepupu gue bagi modal jadi empat, maksimal pakai 25% sekali masuk. Salah tebak? Masih ada 75% buat putar balik. Waktu harga jatuh tajam Desember kemarin, orang lain cut loss kabur, dia pakai seperempat modal buat nyicil beli di bawah, set stop loss. Malam itu juga harga rebound, sekali dapat 18%.

Kuncinya bukan seberapa banyak untung, tapi seberapa tahan rugi.

**Aturan kedua: Stop profit lebih penting daripada stop loss**

Kebanyakan orang ngerti cut loss, tapi yang bikin mati justru nggak ngerti ambil untung.

Dia bikin aturan besi: sekali untung lebih dari 15%, langsung cicil keluar, nggak pernah berharap "masih bisa naik lagi." Februari kemarin ada koin utama nyampe target, dia langsung jual setengah buat kunci profit. Memang koin itu naik lagi 12%, tapi tiga hari kemudian jatuh 20%—yang serakah semua kejebak.

Ambil untung, aman di kantong, nggak pernah basi.

**Aturan ketiga: Selalu sisain jalan keluar**

Sekarang sebelum transaksi, dia selalu tanya tiga hal ke diri sendiri:
- Di harga segini, gue siap rugi berapa?
- Kalau salah, rugi segini gue masih bisa tidur nyenyak nggak?
- Kalau sideways setengah tahun, modal gue tahan berapa lama?

Kedengarannya penakut? Tapi justru mental penakut ini yang bikin dia naik dari 4 ribu ke 1,13 juta.

Dunia kripto nggak kekurangan jagoan, yang kurang itu penakut yang bisa bertahan sampai bull market.