Baru-baru ini saya melihat ada mangaka Jepang yang sudah menggunakan alat AI tertentu untuk berkarya.
Proses kerja sang penulis jadi sangat sederhana—hanya perlu menggambar sketsa storyboard, lalu memberikan instruksi ke AI, dan bisa langsung menghasilkan draf hitam putih yang kualitasnya mendekati standar serialisasi. Yang lebih hebat lagi, alat ini juga mendukung output versi berwarna, dengan berbagai gaya pewarnaan yang bisa dipilih sesuka hati.
Begitu teknologi ini menyebar luas, para kreator di seluruh dunia bisa memproduksi karya manga dengan biaya rendah. Rantai industri manga tradisional Jepang mungkin akan menghadapi tantangan besar, soalnya ambang batas untuk berkarya jadi jauh lebih rendah dan struktur pasar bisa saja berubah total.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DaoTherapy
· 12-04 22:59
Gila, kali ini benar-benar akan ada perombakan besar... Apakah para komikus tradisional akan kehilangan pekerjaan?
Industrialisasi komik memang tinggal menunggu waktu, tapi apakah kualitasnya bisa terjaga?
Ngomong-ngomong, bukankah ini contoh lain dari demokratisasi kreativitas Web3?
Anime Jepang bakal tamat? Saya rasa belum tentu, yang benar-benar berbakat tetap bisa bertahan.
Batas masuk yang rendah berarti karya sampah juga bisa meledak...
Era DAO, cepat atau lambat bahkan proses kreatif pun harus didesentralisasi.
Bukan takut AI-nya, tapi takut sama orang-orang yang pakai AI tapi nggak punya selera.
Lihat AsliBalas0
rug_connoisseur
· 12-04 22:59
Industri manga Jepang bakal kena guncangan nih, tapi menurutku mangaka yang benar-benar berbakat masih bisa bertahan kok...
AI bisa gambar line art bukan berarti bisa bercerita, guys, itu dua hal yang berbeda
Eh tunggu, kalau gitu nanti aku juga bisa bikin manga dong? Haha, membayangkannya aja udah bikin semangat
Restrukturisasi industri ini... produksi massal biaya rendah, kualitas jadi beragam, studio kecil-kecilan malah bisa jadi pemain utama?
Lihat AsliBalas0
TokenVelocityTrauma
· 12-04 22:51
Seni menjadi lebih merakyat, para pengrajin akan kehilangan pekerjaan, sekarang pemain bertambah maka persaingan juga semakin ketat.
Lihat AsliBalas0
Anon32942
· 12-04 22:39
Draf langsung diberikan ke AI untuk menghasilkan naskah, bukankah ini sama saja membuat mangaka menjadi pihak klien?
Kalau AI bisa secanggih ini, industri asisten manga tradisional benar-benar bakal hilang.
Intinya memang menurunkan ambang batas, tapi apakah kualitas karya bisa terjamin? Saya masih agak ragu soal ini.
Rantai industri manga Jepang bakal mengalami perombakan besar-besaran, rasanya cuma soal waktu.
Kalau teknologi ini benar-benar tersebar luas, justru kreator independen yang lebih diuntungkan, sementara yang punya tim malah bisa tersingkir.
Lihat AsliBalas0
ConsensusDissenter
· 12-04 22:38
Ngomong-ngomong, AI ini beneran datang, industri manga bakal kena reshuffle nih.
Draft gambar AI bisa sehebat ini, mangaka kayak Masashi Kishimoto bakal panik nggak ya?
Draft dilempar ke AI langsung jadi karya final? Gila, sekarang bener-bener nggak ada lagi batasan masuk.
Industri manga Jepang bisa-bisa kena serang tanpa persiapan ya.
Biaya rendah, output tinggi, anak-anak rumahan pun bisa bikin manga? Menarik juga nih.
Sekarang kreator web3 pasti senang banget, ada lagi alasan buat "panen cuan".
AI bisa mewarnai dengan gampang, terus nilai gambar tangan sisa apa dong?
Saya cuma mau tanya ke kreator yang bilang "terancam AI", kalian monopoli industri bertahun-tahun baru sekarang kepikiran inovasi?
Bisa hasilin karya dengan kualitas serial secara stabil? Para asisten mangaka pasti mulai was-was nih.
Baru-baru ini saya melihat ada mangaka Jepang yang sudah menggunakan alat AI tertentu untuk berkarya.
Proses kerja sang penulis jadi sangat sederhana—hanya perlu menggambar sketsa storyboard, lalu memberikan instruksi ke AI, dan bisa langsung menghasilkan draf hitam putih yang kualitasnya mendekati standar serialisasi. Yang lebih hebat lagi, alat ini juga mendukung output versi berwarna, dengan berbagai gaya pewarnaan yang bisa dipilih sesuka hati.
Begitu teknologi ini menyebar luas, para kreator di seluruh dunia bisa memproduksi karya manga dengan biaya rendah. Rantai industri manga tradisional Jepang mungkin akan menghadapi tantangan besar, soalnya ambang batas untuk berkarya jadi jauh lebih rendah dan struktur pasar bisa saja berubah total.