Buku catatan transaksi bulan November sudah selesai saya periksa, jujur saja hasilnya cukup berantakan—selama 25 hari penuh saya terus merugi, hanya 5 hari saja yang berhasil sedikit menutupi kerugian.
Tapi kali ini saya tidak buru-buru hapus catatan dan mulai ulang dari awal. Di hari-hari rugi itu, saya membedah satu per satu transaksi yang gagal: kenapa malah ngejar harga? Kenapa garis cut loss lagi-lagi dilembekin? Padahal koreksi BTC itu jelas ada sinyalnya, kok bisa tidak tertangkap? ETH bolak-balik di zona sideways, keluar-masuk terus sampai fee malah makin rugi.
Setelah merapikan semua “daftar kesalahan” ini, saya revisi strategi sampai tiga kali, mental juga jadi lebih tenang dan tidak grasak-grusuk lagi. Sekarang kalau menengok ke belakang, daripada euforia 5 hari untung itu, justru 25 hari jatuh-bangun kemarin terasa jauh lebih membekas—karena pasar tidak akan selalu sejalan dengan kita, tapi kemampuan evaluasi dan penyesuaian akan terus menemani kita.
Rugi itu bukan aib, yang rugi itu kalau tidak evaluasi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
5 Suka
Hadiah
5
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LiquidityWizard
· 14jam yang lalu
Jujur saja, 25 hari merah itu secara statistik sudah cukup signifikan untuk layak dianalisis secara post-mortem yang benar. Fakta bahwa kamu benar-benar meninjau log alih-alih menghapusnya karena emosi? Itu pemikiran yang sudah memperhitungkan risiko. Kebanyakan orang justru menjauh secara emosional dari kerugian mereka.
Lihat AsliBalas0
NullWhisperer
· 15jam yang lalu
sejujurnya, soal "25 hari di zona merah" itu sebenarnya... secara teknis, di situlah audit yang sesungguhnya terjadi. kebanyakan trader menghapus log dan pura-pura itu tidak pernah terjadi, tapi ya—membedah setiap stop-loss yang jebol dan sinyal yang terlewat? itu sebenarnya penilaian kerentanan yang paling sering dilewatkan orang.
Lihat AsliBalas0
SatoshiChallenger
· 15jam yang lalu
Ironisnya, kebanyakan orang merugi karena enggan melihat pembukuan, sedangkan orang ini justru sering membukanya dan mempelajarinya berulang kali... Data menunjukkan tingkat kelangsungan hidup trader seperti ini memang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang terus merugi sambil kabur.
Buku catatan transaksi bulan November sudah selesai saya periksa, jujur saja hasilnya cukup berantakan—selama 25 hari penuh saya terus merugi, hanya 5 hari saja yang berhasil sedikit menutupi kerugian.
Tapi kali ini saya tidak buru-buru hapus catatan dan mulai ulang dari awal. Di hari-hari rugi itu, saya membedah satu per satu transaksi yang gagal: kenapa malah ngejar harga? Kenapa garis cut loss lagi-lagi dilembekin? Padahal koreksi BTC itu jelas ada sinyalnya, kok bisa tidak tertangkap? ETH bolak-balik di zona sideways, keluar-masuk terus sampai fee malah makin rugi.
Setelah merapikan semua “daftar kesalahan” ini, saya revisi strategi sampai tiga kali, mental juga jadi lebih tenang dan tidak grasak-grusuk lagi. Sekarang kalau menengok ke belakang, daripada euforia 5 hari untung itu, justru 25 hari jatuh-bangun kemarin terasa jauh lebih membekas—karena pasar tidak akan selalu sejalan dengan kita, tapi kemampuan evaluasi dan penyesuaian akan terus menemani kita.
Rugi itu bukan aib, yang rugi itu kalau tidak evaluasi.