Era cepat kaya melalui kripto telah berakhir, beberapa saran untuk investor ritel di pasar bearish

Penulis: Picolas Cage

Penerjemah: ShenChao TechFlow

Beberapa pemikiran tentang pasar, serta saran tentang cara mendapatkan keuntungan/menghadapinya.

Dalam dua tahun terakhir, pasar telah berubah secara signifikan, semakin matang, dan menarik lebih banyak dana institusional serta adopsi.

1. Sebagai investor ritel “ikan kecil”, kamu mungkin tidak bisa lagi menghasilkan kekayaan besar yang mengubah hidup dari Bitcoin. Menurut saya, ruang untuk kenaikan agresif Bitcoin sudah sangat sempit. Sekarang, Bitcoin sudah menjadi aset dengan kapitalisasi yang terlalu besar. Saya pernah membeli Bitcoin di harga 6.000 dolar AS, dan pada 2018 saya punya kesempatan mendapatkan return 20x.

Dari sekarang, return 20x lagi? Itu berarti harga Bitcoin harus mencapai 1,8 juta dolar AS—menurut saya, itu akan membutuhkan waktu jauh lebih dari 8 tahun.

Menurut saya, bagi investor ritel, sudut pandang yang lebih realistis adalah melihat Bitcoin sebagai alat penyimpan nilai dengan permintaan yang terus-menerus. Kekurangannya, kamu tidak bisa hanya membeli aset “paling aman” dalam kripto (misal Bitcoin peringkat 1) dengan beberapa ribu dolar lalu berharap mendapat return yang mengubah hidup.

Namun kabar baiknya, saat saya baru masuk ke pasar, memegang Bitcoin benar-benar menyiksa. Maret 2020? Turun 40% dalam sehari. Bayangkan Bitcoin turun ke 54.000 dolar AS dalam satu hari. Volatilitas seperti itu membuat sangat sulit untuk terus eksposur di pasar kripto.

Jadi, kabar baiknya (meski ini agak spekulatif), kemungkinan Bitcoin turun sedrastis itu dalam sehari sekarang sangat kecil—mungkin butuh waktu seminggu, tapi itu memberi cukup waktu untuk menyesuaikan dan memikirkan ulang strategi.

2. Karena seperti yang disebutkan pada poin pertama, menghasilkan uang dari kripto jadi lebih sulit, kamu harus mengambil lebih banyak risiko. Ini berarti berinvestasi di altcoin, atau tren terbaru—memecoin. Memecoin adalah altcoin di siklus ini—demam memecoin menurut saya adalah “altcoin season”.

Masalahnya, memecoin secara definisi tidak layak dipercaya atau dipegang jangka panjang, sehingga mereka menyelesaikan pola “roller coaster” terkenal itu jauh lebih cepat.

Merebaknya budaya meme, ditambah kenyataan bahwa Bitcoin tidak lagi mampu menciptakan kekayaan besar, melahirkan mentalitas jangka pendek yang meluas di antara investor ritel dan anak muda.

Saya pikir, mentalitas jangka pendek ini diperkuat oleh “budaya dopamin tinggi” pada Gen Z atau generasi yang lebih muda. TikTok, YouTube Shorts, Instagram Reels—ditambah dengan game modern, semuanya mengejar sensasi dopamin instan.

Ketika mentalitas mengejar sensasi ini diterapkan pada investasi atau trading, hasilnya adalah 99% orang akan “tersapu” (rugi besar)—dan faktanya memang demikian, memecoin membuat kebanyakan orang “tersapu”.

Bahkan koin populer seperti ETH (Ethereum) dan SOL (Solana) pun tidak tampil baik, kecuali jika kamu bisa beli di dasar bear market. Semua faktor ini mendorong pola pikir “cepat kaya” menjadi populer di pasar.

3. Era cepat kaya sudah lewat, sekarang mungkin tidak lagi berhasil.

Seperti yang saya jelaskan, dulu memang ada peluang cepat kaya dari trading koin utama seperti BTC atau ETH, tapi dengan masuknya investor institusi, kemungkinan itu pada dasarnya sudah hilang. Saya sudah membahas plus minus dari perubahan ini, dan konsekuensi yang tak terhindarkan (mentalitas jangka pendek, kepuasan instan, investasi ala judi, FOMO, dst).

Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Sebagai “om-om” membosankan, saya ingin memberitahu kamu bahwa menjadi kaya perlahan dalam 5-10 tahun ke depan itu sepenuhnya layak.

Sebagai referensi, benar-benar kaya bukan berarti punya aset lebih dari 5 juta dolar dan tinggal di kapal pesiar; benar-benar kaya bukan soal lolos dari apa yang disebut “penindasan pemerintah”, tapi punya lebih banyak waktu luang untuk mengejar minat dan hobi di bumi ini, bisa menghabiskan waktu berkualitas dengan teman, pasangan, atau anak-anak, dan tidak merasa tercekik karena tekanan finansial—itulah kekayaan sejati.

Contohnya, punya sedikit pinjaman atau KPR—hal-hal seperti ini benar-benar bisa meningkatkan kualitas hidupmu. Jangan terbuai oleh omong kosong “Rolex dan mobil sport mewah”—itu semua dirancang agar kamu tetap miskin dan terjebak dalam sistem. Jika kamu pikir kunci kebahagiaan adalah mobil mewah, jam tangan mahal, dan kekayaan materi, kamu masih terjebak di dalam “Matrix”. (@Tate bersaudara)

Cukup sekian, berikut beberapa panduan praktis:

Laddering in (Membangun posisi bertahap): Benar, volatilitas Bitcoin memang menurun, tapi tetap ada volatilitas. Sabar, perhatikan sentimen pasar, tunggu saat ada “kejutan” baru masuk bertahap. Bukan berarti kamu harus beli di dasar paling bawah—itu terlalu sulit dan berisiko. Maksudnya, bersabarlah, siapkan cash, semakin murah harganya, tambah posisi lebih banyak, terapkan strategi laddering.

DCA (Dollar Cost Averaging):

Setiap bulan, investasikan sejumlah uang yang kamu sanggup, misal 250 dolar AS—beli Bitcoin senilai itu tiap bulan (atau 62,5 dolar AS tiap minggu lebih baik).

Ini strategi membosankan tapi efektif, karena kamu sebenarnya terus beli di harga rendah. Ketika harga Bitcoin naik, kamu bahkan tidak perlu menunggu ATH untuk mendapat return yang bagus. Dan seperti yang kita bahas sebelumnya, Bitcoin hampir pasti masih eksis dalam 10 tahun ke depan, sehingga memegang Bitcoin sebagai aset akan semakin mudah—itulah maksud dari Cobie “jalan mudah ke 100 ribu sampai 250 ribu dolar AS”.

Farm Airdrops (Berburu Airdrop):

Benar, airdrop sekarang lebih jarang, tapi kadang tetap ada. Ini uang gratis, dan ingat sisihkan sebagian untuk bayar pajak.

Belajar kripto dan terus riset:

Manfaatkan waktu luangmu untuk belajar kripto, dan gunakan pengetahuan itu untuk membangun akunmu. Setelah akunmu cukup besar, mungkin kamu bisa cari peluang kerja sama InfoFi (informasi keuangan)—jika masih ada—atau kerja sama KOL dengan proyek yang kredibel dan terpercaya. Tapi jangan promosikan proyek sampah demi cuan cepat, itu tidak etis dan bisa merusak brand pribadimu dalam jangka panjang. Ingat, temanmu bukan “exit liquidity”-mu.

Jangan berhenti kerja:

Poin ini tidak bisa terlalu sering saya tekankan. Investasi itu seperti roller coaster—kamu tidak bisa turun di tengah jalan, harus tunggu sampai perjalanan selesai. Jika uangmu diinvestasikan untuk tujuan jangka panjang (misal ETH atau BTC), kamu tidak boleh menariknya hanya karena butuh uang di tengah jalan.

Anggap uang yang diinvestasikan itu sudah “hilang”—jadi hanya investasikan uang yang sanggup kamu relakan. Jangan over-invest, jangan trading atau investasi dengan emosi. Bangun logika investasi, latih mental baja (hindari panic selling). Jangan lakukan hal bodoh seperti membangun rencana investasi 5-10 tahun di sekitar AIDogecoinNFTclubwifhat, tolonglah.

Menabung dan hidup hemat:

Kalau kamu gunakan uang yang baru didapat untuk membeli barang mewah, sebenarnya kamu sedang melakukan ini:

“Kita membeli barang yang tidak kita butuhkan, dengan uang yang tidak kita punya, untuk menyenangkan orang yang tidak kita suka.”

“Oh, tapi saya memang punya uang.” Percayalah bro, kamu belum punya. Suatu saat nanti kamu akan butuh uang itu. Saya 36 tahun, percayalah, kamu akan membutuhkannya. Hidup itu mahal, benar-benar mahal—terutama saat kamu punya keluarga yang harus dihidupi.

Mayoritas pria muda membeli barang mewah untuk menyenangkan perempuan atau teman karena kurang percaya diri, dan itu sangat bisa dimengerti. Saya juga pernah di usia itu, memang sulit dan tidak mudah—tapi itu bukan alasan yang bisa diterima.

Hal paling bijak yang saya lakukan saat muda untuk menghadapi masalah ini adalah membuat diri saya kuat dan bugar. Saya manfaatkan kelebihan testosteron waktu muda, fokus latihan fisik. Itu membuat saya percaya diri setiap kali masuk ruangan, bahkan merasa superior, karena tubuh saya selalu kekar dan proporsional.

Saya tidak butuh jam tangan mahal untuk membuktikan apapun, tubuh saya sudah cukup bicara. Saya juga tidak butuh pakaian branded. Meski kamu pakai kemeja seharga 10 ribu dolar, saya pakai kaos polos tetap terlihat lebih baik karena fit di badan dan menunjukkan otot hasil latihan.

Intinya, ini hanya dua sen saran dan pendapat pribadi saya, mungkin ada yang tidak setuju, itu wajar. Saya rasa sudah cukup, sebenarnya bisa lanjut lebih panjang, tapi sampai di sini saja.