Dalam keuangan tradisional, penyelesaian antarbank sangat bergantung pada jaringan kliring terpusat seperti Fedwire, ACH, dan SWIFT. Meskipun sistem ini telah matang dari segi stabilitas dan kepatuhan regulasi, terdapat keterbatasan struktural yang sudah lama ada: penyelesaian hanya tersedia pada hari kerja, dengan aliran dana yang dibatasi pada akhir pekan dan hari libur. Siklus kliring antar lembaga seringkali memakan waktu beberapa hari, sehingga menjadi tantangan dalam pengelolaan likuiditas dan efisiensi modal bank.
Di tengah keterbatasan ini, jaringan pembayaran global mulai mengeksplorasi solusi teknologi baru. Baru-baru ini, Visa memimpin dengan mengintegrasikan stablecoin berbasis blockchain ke dalam penyelesaian antarbank, membuka jalan bagi konvergensi antara sistem keuangan tradisional dan infrastruktur kripto.

Sumber: https://x.com/VisaNews
Pada Desember 2025, Visa mengumumkan layanan penyelesaian stablecoin untuk bank-bank AS, yang memungkinkan institusi peserta menyelesaikan transaksi dalam jaringan Visa menggunakan USDC—stablecoin dolar AS yang diterbitkan oleh Circle—melalui blockchain Solana.
Cross River Bank, Lead Bank, dan institusi lainnya menjadi pilot awal layanan ini, dengan rencana ekspansi ke bank dan perusahaan fintech tambahan sepanjang 2026.
Pada intinya, bank kini dapat menyelesaikan transaksi Visa secara langsung dengan USDC, melampaui ketergantungan penuh pada sistem transfer bank tradisional. Pendekatan ini menghadirkan kemungkinan baru dalam kecepatan penyelesaian, programabilitas dana, dan keterbukaan sistem.
Visa tidak mengadopsi strategi multi-chain, melainkan memilih Solana sebagai jaringan dasar untuk penyelesaian USDC, terutama karena alasan berikut:
Dengan Solana, bank dapat melakukan penyelesaian tanpa gangguan 24/7—termasuk akhir pekan dan hari libur—kemampuan yang selama ini sangat dibatasi pada sistem kliring tradisional.





