Baru-baru ini, pejabat Bank of Japan mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga tahun ini, sehingga memunculkan ekspektasi perubahan kebijakan moneter Jepang. Pernyataan ini langsung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah Jepang melonjak. Imbal hasil jangka pendek menembus 1% untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh belas tahun, sementara imbal hasil jangka panjang juga meningkat tajam.
Pasar modal global bereaksi cepat, dengan penurunan tajam pada selera risiko. Pasar cryptocurrency, yang sangat bergantung pada sentimen investor dan likuiditas, sangat sensitif terhadap perubahan makroekonomi. Ketidakstabilan di pasar obligasi Jepang merambat ke pasar global, menyebabkan Bitcoin dan aset kripto lain mengalami tekanan jual yang kuat.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang berdampak luas pada pasar keuangan global. Imbal hasil yang lebih tinggi membuat aset berdenominasi yen semakin menarik, mendorong investor kembali ke Jepang dan menarik modal dari aset luar negeri yang berisiko tinggi. Pergeseran ini langsung memicu likuidasi otomatis atas aset berisiko, termasuk cryptocurrency. Ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi di masa mendatang biasanya mendorong investor untuk menghindari risiko.
Secara global, investor mengurangi paparan pada aset volatil dan berisiko tinggi, dengan cryptocurrency—karena volatilitasnya—mengalami tekanan paling besar.
Selain itu, penyesuaian serentak di pasar obligasi global memperketat likuiditas, sehingga likuiditas di pasar kripto menurun drastis. Dalam kondisi likuiditas rendah, penjualan besar-besaran dapat mempercepat penurunan harga dan menciptakan spiral penurunan yang berkelanjutan.

Grafik: https://www.gate.com/futures/USDT/BTC_USDT
Di tengah volatilitas makroekonomi ini, Bitcoin terjun selama sesi perdagangan Asia, sempat turun di bawah $86.000. Koreksi ini menghapus lebih dari $150 miliar dari kapitalisasi pasar kripto global. Selain Bitcoin, aset kripto utama seperti Ethereum dan Solana juga mengalami penurunan tajam, dengan posisi long terkena likuidasi dan kepanikan menyebar cepat di pasar.
Dari sisi teknikal, Bitcoin menemukan dukungan jangka pendek di sekitar $86.000. Namun, dengan sentimen yang masih lemah, level dukungan ini berpotensi kembali tertekan. Dalam waktu dekat, investor perlu memantau volume perdagangan dan kekuatan level dukungan utama secara cermat.
Likuiditas pasar kripto saat ini sangat tipis, dengan volume perdagangan terbatas dan kedalaman order beli yang rendah. Penjualan dalam jumlah besar dapat memicu penurunan harga secara cepat. Tidak seperti siklus sebelumnya, penurunan kali ini diiringi likuidasi besar-besaran pada perdagangan leverage, di mana beberapa exchange mengalami gelombang likuidasi otomatis yang memperparah volatilitas pasar.
Selain itu, kenaikan suku bunga global dan lonjakan imbal hasil obligasi dapat memicu arus modal lintas pasar, menyebarkan volatilitas dari pasar keuangan tradisional ke pasar kripto, serta meningkatkan risiko sistemik. Investor harus meningkatkan kewaspadaan di tengah volatilitas tinggi ini untuk menghindari kerugian berlebihan akibat fluktuasi sentimen pasar.
Kesimpulannya, penurunan terbaru Bitcoin terutama dipicu oleh lonjakan imbal hasil obligasi Jepang yang mengikis selera risiko global. Likuiditas pasar yang terbatas dan gelombang likuidasi leverage memperparah aksi jual. Dalam jangka pendek, investor sebaiknya tetap waspada dan memantau tren makroekonomi serta kondisi likuiditas untuk dapat mengambil posisi yang optimal ke depan.





