Kerentanan smart contract merupakan tantangan utama dalam pengembangan AVAX. Serangan reentrancy memanfaatkan kelemahan kode yang memungkinkan kontrak eksternal mengeksekusi fungsi sebelum pembaruan status kontrak, sehingga penyerang bisa mengakses dana tanpa izin. Sejak 2017, eksploitasi smart contract menyebabkan kerugian kumulatif lebih dari US$2 miliar di industri blockchain, menegaskan besarnya risiko keamanan yang dihadapi.
Risiko bridge semakin memperburuk masalah keamanan. Bridge lintas-chain yang menghubungkan AVAX dengan ekosistem lain seperti Ethereum rentan terhadap eksploitasi kode oleh penyerang, sehingga aset dapat dicuri. Kegagalan infrastruktur bridge dapat memicu gangguan pasar berantai, menyebabkan perubahan harga risiko secara tiba-tiba dan memengaruhi dinamika perdagangan DeFi secara keseluruhan.
AVAX juga pernah mengalami tantangan skalabilitas. Pada kuartal IV 2021, biaya transaksi swap melonjak hingga US$20, menimbulkan kekhawatiran komunitas perihal keberlanjutan jaringan meski protokol konsensus AVAX mendukung 4.500 transaksi per detik. Meskipun arsitektur tiga-chain dan fitur subnet AVAX menawarkan keunggulan teknis, pengembang wajib melakukan audit keamanan dan pengujian penetrasi yang ketat. Pertumbuhan AVAX bergantung pada penguatan kerangka keamanan smart contract dan penerapan perlindungan bridge yang kokoh demi menjaga pengguna serta kepercayaan ekosistem.
Pada 11 November 2024, DeltaPrime, protokol likuiditas keuangan terdesentralisasi di jaringan Avalanche dan Arbitrum, mengalami pelanggaran keamanan besar yang menyebabkan kerugian sekitar US$4,8 juta. Insiden ini merupakan eksploitasi kedua dalam dua bulan terakhir, setelah peretasan senilai US$6 juta pada September.
Serangan tersebut memanfaatkan dua kerentanan berbeda di smart contract DeltaPrime. Berdasarkan analisis keamanan CertiK, pelanggaran ini mengungkap celah kritis yang dimanfaatkan penyerang untuk menguras aset dari pool likuiditas.
| Rincian Insiden | Informasi |
|---|---|
| Tanggal Serangan | 11 November 2024 |
| Total Kerugian | US$4,8 juta |
| Token Terdampak | AVAX dan ARB |
| Jaringan Terdampak | Avalanche dan Arbitrum |
| Peretasan Sebelumnya | US$6 juta pada September 2024 |
Insiden tahun 2024 ini menyoroti tantangan industri yang lebih luas, di mana kompromi private key menyumbang 43,8% dari US$2,2 miliar yang hilang akibat peretasan cryptocurrency pada tahun tersebut. Bagi DeltaPrime, eksploitasi berulang ini menimbulkan pertanyaan serius tentang efektivitas protokol dalam menerapkan pengamanan dan menjaga kepercayaan pengguna atas operasionalnya.
Dengan meningkatnya adopsi blockchain pada 2025, audit keamanan smart contract menjadi krusial bagi proyek AVAX yang mengejar kepercayaan institusi dan kepatuhan regulasi. Implementasi kerangka kerja MiCAR menandai perubahan ini, di mana Avalanche mengintegrasikan langkah kepatuhan di seluruh infrastruktur ekosistemnya. Berdasarkan Avalanche MiCAR Whitepaper April 2025, platform ini membentuk struktur tata kelola formal melalui Ava Labs dan Avalanche Foundation untuk mengawasi protokol keamanan.
Pembaruan Granite Mainnet menegaskan komitmen tersebut, menghadirkan waktu blok dinamis dan autentikasi biometrik sambil memperkuat infrastruktur keamanan. Inovasi teknis ini mendukung persyaratan kepatuhan bagi pengguna institusional. Peningkatan blockchain enterprise meningkatkan skalabilitas hingga lima puluh persen, memungkinkan pemrosesan transaksi secara aman dalam skala besar tanpa mengorbankan kemampuan audit.
Kustodian teregulasi dan due diligence pihak ketiga menjadi elemen keamanan paling penting, di mana Skynet Digital Asset Treasuries Report 2025 menempatkan pemilihan kustodian institusional sebagai faktor utama dalam kerangka penilaian risiko. Proyek AVAX kini lebih banyak bekerja sama dengan mitra yang telah diaudit dan diasuransikan untuk memperkuat kepatuhan di mata regulator global.
Konvergensi antara pembaruan teknis dan adopsi kerangka regulasi menempatkan Avalanche sebagai platform blockchain siap enterprise. Proyek yang menerapkan audit keamanan formal dan kepatuhan melaporkan peningkatan adopsi institusi, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap komitmen Avalanche pada standar keamanan yang selaras dengan perkembangan regulasi global.
AVAX memiliki prospek kuat berkat ekosistem yang berkembang pesat dan teknologi inovatif. Para ahli memperkirakan kenaikan harga signifikan pada 2025, menjadikannya opsi investasi jangka panjang yang menarik.
Ya, AVAX berpeluang besar mencapai US$100. Tren pasar dan peningkatan adopsi memperkuat kemungkinan tersebut, dengan proyeksi menunjukkan hal ini dapat tercapai dalam waktu dekat.
AVAX adalah token asli di blockchain Avalanche, digunakan untuk biaya transaksi, keamanan jaringan, dan satuan akun. AVAX berjalan di blockchain generasi ketiga yang menawarkan transaksi lebih cepat dan biaya rendah.
Meski US$200 terbilang ambisius, AVAX berpotensi menyentuh US$120–US$130 pada bull run kali ini, berdasarkan tren dan proyeksi pasar saat ini.
Bagikan
Konten